Bunga-Bunga Kering

 

Bunga-bunga kering itu mungkin terlihat tidak berarti, tapi mereka menyimpan memori manis buat aku. 

Hai guys! Beberapa hari yang lalu aku mulai merombak kamarku untuk mendapatkan suasana baru. Tentu saja aku memilah beberapa barang yang masih ingin aku simpan, dan barang yang sudah mau dipensiunkan. Salah satunya adalah bunga-bunga kering ini.

Mereka adalah saksi kisah cinta aku sejak kuliah di Depok. Jadi, mereka adalah bunga pemberian dari kekasihku, hehehe. Aku memajangnya karena aku merasa sayang untuk membuangnya. Aku mengeringkannya, memasukkan ke gelas-gelas sebagai vas, dan melabelinya dengan angka yang melambangkan kapan aku mendapatkan bunga itu.

Bunga -1

Minus 1 artinya 1 bulan sebelum kami mulai bersama. Kami mulai bersama di bulan Mei 2015. Bunga ini diberikan buat aku pada bulan April. Bukan begitu saja dikasih, sih. Tapi waktu itu dia datang menonton aku tampil bersama orkestra kampusku dan memberikan ini. Waktu itu dia masih datang ditemani teman dekatnya. Lalu kami berfoto bersama. Itu kenangan manis di saat aku masih baru dekat dan masih memantapkan hati untuk memutuskan benar-benar mau bersama dia atau tidak.

Kemudian, kami resmi bersama bulan Mei 2015. 

Bunga 0

Ini adalah bunga yang dia berikan saat itu. Aku ingat momen itu sangat manis dan lucu. Kami duduk berhadapan di restoran Milan Pizzeria di jalan Margonda. Aku nggak tau sih bagaimana perasaan dia. Tapi aku deg-degan. Rasanya kayak nggak napak. sejujurnya aku cukup gamang saat itu. Itu adalah pengalaman pacaran beneran pertama aku. Mungkin dia juga deg-degan karena dia menumpahkan kopi dalam cangkirnya.

Di bulan Mei itu bukan pertama kali dia bertanya apakah mau menjadi pasangan. Dia sudah pernah bertanya sekitar 3 bulan sebelumnya, dan aku saat itu masih ragu. Jadi, pada bulan Mei ini kasarnya dia sedang dalam proses menunggu jawabanku dan kapan aku siap. Di malam itu, aku merasa ini saat aku siap untuk menjadi sepasang kekasih sama dia.

Setelah mengingat-ingat dan sedikit mengobrol dengan dia, kira-kira percakapan seperti ini yang terjadi.

"Eh, tadi temenku bilang 'tanggal bagus nih, nggak mau pacaran?'"(ini adalah pancingan pertama aku biar dia masuk ke topik itu)

"Menurut kamu, kalau dekat tapi nggak ada statusnya itu baik nggak?"

"Lalu kita ini gimana?"

"Jadi, kamu udah siap pacaran?"

"Berarti kita pacaran sekarang?"

Selanjutnya aku lupa aku bilang iya atau cuma mengangguk. Tapi ya yang jelas malam itu tanggal 15 Mei 2015 kami resmi bersama sebagai pasangan, dan dia memberikan bunga mawar itu.

Jadi, bunga itu yang paling terakhir aku buang, dan lama aku pandangi sambil seperti memutar kembali rekaman memori di malam itu. Kejadian yang membawaku bersama dia sampai sekarang sejauh ini melalui banyak hal manis dan hal pahit. Aku menjadi sangat melankolis. Bentuk bunga itu memang sudah jelek, disentuh pun sudah rapuh dan seperti bisa kapan saja hancur. Tapi kenangan yang dibawanya akan segar selalu di dalam hati kami.

Lucunya kami nggak foto di malam jadian itu, karena kami berdua terlalu senang, deg-degan dan panik :( Jadi waktu anniversary pertama, kami recreate look kami di saat itu dan berfoto. 

Bentuk mahkota nya sudah sangat kering dan berdebu

Dia tertinggal sendiri diantara teman-temannya yang sudah 
kubuang. Karena aku masih merasa sayang sama dia.

Bunga-bunga yang lain adalah bunga pemberian dia juga ketika 1, 3 dan 4 bulan. Dan satu bunga diberikan saat konser tahunan dari orkes aku. Di atas 4 bulan seingatku dia sudah tidak pernah lagi memberi bunga. Tapi memang aku juga merasa memberi bunga sebenarnya tidak wajib untuk pasangan. Dia adalah pemanis dan pemberi percikan pada sebuah hubungan. Ini tergantung preferensi pasangan kalian saja sih. Tapi kalau aku, aku bahagia tanpa harus diberi bunga, ada dia saja sudah cukup. Bersama dia saja, bisa berkegiatan bareng, mengobrol langsung, makan bareng, itu semua udah cukup buat aku tanpa adanya hadiah apapun. Karena bagi aku nggak ada yang lebih penting dari bukti kalau dia memang sayang dan cinta hanya padaku. Rasa dicintai dan rasa aman nyaman bahwa dia tidak akan memilih perempuan lain daripada aku, itu yang terpenting.












Thankyou for the memories, flowers,

kirana

Comments

Popular posts from this blog

Kangen Yogyakarta

Rumah Kita (lagi)

Kompas Raja